Pemahaman Konsep Pembelajaran Matematika
Pemahaman konsep adalah bagian dari hasil belajar. Pemahaman atau (comprehension) mempunyai beberapa tingkat kedalaman arti yang berbeda. Pemahaman dapat diartikan sebagai kemampuan menerangkan sesuatu hal dengan kata-kata yang berbeda dengan yang terdapat dalam buku teks, kemampuan menginterpretasikan atau kemampuan menarik kesimpulan. Misalnya menerjemahkan bahan dari suatu bentuk ke bentuk lainnya, menafsirkan bagan, menerjemahkan bahan verbal ke rumus matematika. Sedangkan Oemar Hamalik mengatakan, Pemahaman adalah kemampuan melihat hubungan-hubungan antara berbagai faktor atau unsur dalam situasi yang problematis.1Menurut Sardiman, pemahaman diartikan menguasai sesuatu dengan pikiran yaitu memahami maksudnya dan menangkap maknanya.2 Tahap pemahaman sifatnya lebih kompleks daripada tahap pengetahuan/mengingat. Untuk dapat mencapai tahap pemahaman terhadap suatu konsep matematika, siswa harus mempunyai pengetahuan terhadap konsep tersebut.
Konsep dalam matematika merupakan ide abstrak yang memungkinkan orang dalam mengkasifikasikan objek-objek atau peristiwa- peristiwa dan menentukan apakah objek atau peristiwa itu merupakan contoh atau bukan dari ide abstrak tersebut.3 Konsep dalam matematika dapat diperkenalkan melalui definisi, gambar/gambaran/contoh, model atau peraga. Konsep-konsep dalam matematika tersusun secara hierarkis, terstruktur, logis, dan sistematis mulai dari konsep yang paling sederhana sampai pada konsep yang kompleks. Dalam matematika terdapat topik atau konsep prasyarat sebagai dasar untuk memahami topik atau konsep selanjutnya. Dapat dikatakan bahwa dalam mempelajari matematika dibutuhkan kemampuan mengkaji dan berfikir (bernalar) secara logis, kritis dan sistematis.
Menurut teori Ausubel, individu memperoleh konsep melalui dua cara, yaitu melalui formasi konsep dan asimilasi konsep.4 Formasi konsep menyangkut cara materi atau informasi diterima peserta didik. Formasi konsep diperoleh individu sebelum ia masuk sekolah, karena proses perkembangan konsep yang diperoleh semasa kecil termodifikasi oleh pengalaman sepanjang perkembangan individu. Formasi konsep merupakn proses pembentukan konsep secara induktif dan merupakan suatu bentuk belajar menemukan (discovery learning) melalui proses diskriminatif, abstraktif dan diferensiasi. Sedangkan asimilasi konsep menyangkut cara bagaimana peserta didik dapat mengaitkan informasi atau materi pelajaran dengan struktur kognitif yang telah ada. Asimilasi konsep terjadi setelah anak mulai memasuki bangku sekolah. Asimilasi konsep ini terjadi secara deduktif. Biasanya anak diberi atribut sehingga mereka belajar konseptual.
Mengajarkan suatu konsep dapat dilakukan dengan memperkenalkan kepada siswa kata-kata kunci untuk digunakan dalam membicarakan mengenai konsep-konsep tersebut dan memeriksa apakah siswa telah membiasakan diri dengan kata-kata dan arti yang terdapat dalam konsep- konsep. Mengajarkan konsep kepada siswa dapat dibantu dengan instruksi verbal, yakni sebagai berikut:
- Lebih dahulu diajarkan benda-benda yang mengandung konsep yang akan dipelajari.
- Guru menanyakan konsep itu dalam situasi-situasi yang belum dihadapi anak lalu ditanya “Apa ini?” atau “di mana sudutnya?”. Bila respon salah kita dapat memperbaikinya.
- Kemudian anak dihadapkan kepada berbagai situasi yang baru yang mengandung konsep itu yang menyatakan rangkaian verbal yang belum pernah dipelajarinya.
Menurut Oemar Hamalik, “pada dasarnya konsep adalah suatu kelas stimuli yang memiliki sifat-sifat (atribut-atribut) umum”.5 Atribut atau sifat konsep inilah yang membedakan antara konsep satu dengan konsep lainnya. Apabila siswa dapat mengenal atau mengelompokkan obyek-obyek ke dalam suatu kategori berdasarkan sifat-sifatnya, maka dapat dikatakan siswa tersebut telah mengetahui konsep.
Oemar Hamalik menyatakan bahwa “untuk mengetahui apakah siswa telah mengetahui suatu konsep paling tidak ada empat hal yang dapat diperbuatnya, yakni”:
Jenjang kognitif pada tahap pemahaman meliputi:7
Pemahaman konsep dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berasal dari dalam diri siswa, di antaranya adalah faktor jasmaniah dan psikologis. Misalnya adalah kesehatan, proses belajar siswa akan terganggu jika kesehatan siswa tersebut terganggu. Kondisi badan yang kurang sehat akan mengakibatkan kurangnya semangat di dalam belajar, pusing, atau mengantuk. Oleh sebab itu, agar dapat belajar dengan baik, siswa harus pandai menjaga kondisi badan. Faktor internal lainnya adalah minat. Minat merupakan kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan sesuatu. Minat ini selalu diikuti dengan perasaan senang. Siswa yang memiliki minat tinggi terhadap belajar, maka siswa tersebut akan mengikuti proses pembelajaran dengan baik.
Sedangkan faktor eksternal berasal dari luar diri siswa, di antaranya adalah faktor keluarga dan sekolah. Faktor keluarga meliputi cara Orang Tua mendidik, hubungan anggota keluarga, serta suasana rumah. Faktor sekolah, misalnya metode pembelajaran dan media pembelajaran. Metode yang digunakan guru dalam menyampaikan materi pelajaran mempengaruhi proses penyerapan materi tersebut oleh siswa.
- Ia dapat menyebutkan nama contoh-contoh konsep.
- Ia dapat menyatakan ciri-ciri konsep tersebut.
- Ia dapat membedakan antara contoh-contoh dan yang bukan contoh.
- Ia mungkin lebih mampu memecahkan masalah yang berhubungan dengan konsep tersebut.6
Pemahaman terhadap suatu konsep dapat berkembang baik jika terlebih dahulu disajikan konsep yang paling umum perlu dilakukan sebelum penjelasan yang lebih rumit mengenai konsep yang baru agar terdapat keterkaitan antara informasi yang telah ada dengan informasi yang baru diterima pada struktur kognitif siswa.
Jenjang kognitif pada tahap pemahaman meliputi:7
- pemahaman konsep,
- pemahaman prinsip, aturan dan generalisasi
- pemahaman terhadap struktur matematika,
- kemampuan untuk membuat transformasi,
- kemampuan untuk mengikuti pola berpikir, serta
- kemampuan untuk membaca dan menginterpretasikan data matematika.
Indikator pemahaman konsep:
- Penerjemahan (translation), yaitu menterjemahkan konsepsi abstrak menjadi suatu model. Misalnya dari lambang ke arti. Kata kerja operasional yang digunakan adalah menerjemahkan, mengubah, mengilustrasikan, memberi definisi, dan menjelaskan kembali.
- Penafsiran (interpretation), yaitu kemampuan untuk mengenal dan memahami ide utama suatu komunikasi, misalnya diberikan suatu diagram, tabel, grafik atau gambar-gambar dan ditafsirkan. Kata kerja oprasional yang digunakan adalah menginterpretasikan, membedakan, menjelaskan, dan menggambarkan.
- Ekstrapolasi (exstrapolation), yaitu menyimpulkan dari sesuatu yang telah diketahui. Kata kerja oprasional yang dapat dipakai untuk mengukur kemampuan ini adalah memperhitungkan, menduga, menyimpulkan, meramalkan, membedakan, menentukan dan mengisi.
Pemahaman konsep dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berasal dari dalam diri siswa, di antaranya adalah faktor jasmaniah dan psikologis. Misalnya adalah kesehatan, proses belajar siswa akan terganggu jika kesehatan siswa tersebut terganggu. Kondisi badan yang kurang sehat akan mengakibatkan kurangnya semangat di dalam belajar, pusing, atau mengantuk. Oleh sebab itu, agar dapat belajar dengan baik, siswa harus pandai menjaga kondisi badan. Faktor internal lainnya adalah minat. Minat merupakan kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan sesuatu. Minat ini selalu diikuti dengan perasaan senang. Siswa yang memiliki minat tinggi terhadap belajar, maka siswa tersebut akan mengikuti proses pembelajaran dengan baik.
Sedangkan faktor eksternal berasal dari luar diri siswa, di antaranya adalah faktor keluarga dan sekolah. Faktor keluarga meliputi cara Orang Tua mendidik, hubungan anggota keluarga, serta suasana rumah. Faktor sekolah, misalnya metode pembelajaran dan media pembelajaran. Metode yang digunakan guru dalam menyampaikan materi pelajaran mempengaruhi proses penyerapan materi tersebut oleh siswa.
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep matematika adalah kemampuan mengklasifikasikan suatu nama (peristiwa, bentuk, susunan, besaran, simbol-simbol, dan lain-lain) ke dalam golongan-golongan, mengenali anggota-anggota golongan itu, karakteristik, rentangan karakteristik, dan kaidah. Semua pengetahuan yang telah diperoleh itu dapat diungkapkan dengan kata-kata sendiri. Setiap mata pelajaran mengandung muatan konsep-konsep yang harus dipahami siswa. Pendekatan kontekstual menghendaki konsep-konsep tersebut dikonstruk dan ditemukan oleh siswa sendiri melalui keterkaitannya dengan realita kehidupan dan pengalaman siswa. hendaknya guru membelajarkan siswa memahami konsep-konsep secara aktif, kreatif, efektif, interaktif dan menyenangkan bagi siswa sehingga konsep mudah dipahami dan bertahan lama dalam struktur kognitif siswa.
Show Parser Hide Parser