Model Pembelajaran dapat diartikan dengan istilah sebagai gaya atau strategi yang dilakukan oleh seorang guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. dalam penerapannya itu gaya yang dilakukan tersebut mencakup beberapa hal strategi atau prosedur agar tujuan yang ingin dikehendaki dapat tercapai.
Pengertian Model Problem Based Learning (PBL)
Problem Based Learning (PBL) merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat menolong siswa untuk meningkatkan keterampilan yang dibutuhkan pada era globalisasi saat ini. Problem Based Learning (PBL) dikembangkan untuk pertama kali oleh Prof. Howard Barrows sekitar tahun 1970-an dalam ilmu pelajaran medis di McMaster University Canada (Amir, 2009). Model pembelajaran ini menyajikan suatu masalah yang nyata bagi siswa sebagai awal pembelajaran kemudian diselesaikan melalui penyelidikan dan diterapkan dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah.Beberapa definisi tentang Problem Based Learning (PBL) :
- Menurut Arends (Trianto, 2007), Problem Based Learning (PBL) merupakan suatu pendekatan pembelajaran dimana siswa dihadapkan pada masalah autentik (nyata) sehingga diharapkan mereka dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuhkembangkan keterampilan tingkat tinggi dan inkuiri, memandirikan siswa, dan meningkatkan kepercayaan dirinya.
- Menurut Trianto (2010: 90), model pembelajran berdasarkan masalah merupakan suatu model pembelajaran yang didasarkan pada pada banyaknya permasalahan yang membutuhkan penyelidikan autentik.
Maka dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Problem Based Learning adalah pembelajaran yang menggunakan masalah nyata (autentik) sebagai konteks bagi peserta didik untuk memotivasi, mengidentifikasi dan berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah serta sekaligus membangun pengetahuan yang benar-benar bermakna.
Tujuan Problem Based Learning (PBL)
Tujuan utama Problem Based Learning bukanlah penyampaian sejumlah besar pengetahuan kepada peserta didik, melainkan pada pengembangan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan pemecahan masalah dan sekaligus mengembangkan kemampuan peserta didik untuk secara aktif membangun pengetahuan sendiri. Menurut Trianto (2010: 94) tujuan Problem Based Learning adalah sebagai berikut.- Membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan pemecahan masalah.
- Belajar peranan orang dewasa yang autentik.
- Menjadi pembelajar yang mandiri.
Prinsip-prinsip Problem Based Learning (PBL)
Prinsip utama Problem Based Learning adalah penggunaan masalah nyata sebagai sarana bagi peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan dan sekaligus mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan pemecahan masalah. Masalah nyata adalah masalah yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari dan bermanfaat langsung apabila diselesaikan. Problem Based Learning mendorong kemampuan untuk mengidentifikasi informasi yang dibutuhkan untuk aplikasi tertentu, di mana dan bagaimana mencari informasi itu, bagaimana mengatur informasi bahwa dalam kerangka konseptual yang bermakna.Pemilihan atau penentuan masalah nyata ini dapat dilakukan oleh guru maupun peserta didik yang disesuaikan kompetensi dasar tertentu. Masalah itu bersifat terbuka (open-ended problem), yaitu masalah yang memiliki banyak jawaban atau strategi penyelesaian yang mendorong keingintahuan peserta didik untuk mengidentifikasi strategi-strategi dan solusi-solusi tersebut. Masalah itu juga bersifat tidak terstruktur dengan baik (ill- structured) yang tidak dapat diselesaikan secara langsung dengan cara menerapkan formula atau strategi tertentu, melainkan perlu informasi lebih lanjut untuk memahami serta perlu mengkombinasikan beberapa strategi atau bahkan mengkreasi strategi sendiri untuk menyelesaikannya.
Kurikulum 2013 menurut Permendikbud nomor 81 tahun 2013 tentang implementasi kurikulum, menganut pandangan dasar bahwa pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke peserta didik. Peserta didik adalah subjek yang memiliki kemampuan untuk secara aktif mencari, mengolah, mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuan. Di dalam PBL pusat pembelajaran adalah peserta didik (student-centered), sementara guru berperan sebagai fasilitator yang memfasilitasi peserta didik untuk secara aktif menyelesaikan masalah dan membangun pengetahuannya secara berpasangan ataupun berkelompok (kolaborasi antar peserta didik).
Langkah-langkah Problem Based Learning (PBL)
Pada dasarnya, Problem Based Learning diawali dengan aktivitas peserta didik untuk menyelesaikan masalah nyata yang ditentukan atau disepakati. Proses penyelesaian masalah tersebut berimplikasi pada terbentuknya keterampilan peserta didik dalam menyelesaikan masalah dan berpikir kritis serta sekaligus membentuk pengetahuan baru. Proses tersebut dilakukan dalam tahapan-tahapan atau sintaks pembelajaran yang disajikan dalam tabel berikut.
Fase 1
Orientasi siswa pada
masalah
|
Guru
menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan,
memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah yang dipilih.
|
Fase 2
Mengorganisasi
siswa untuk belajar
|
Guru
membantu siswa untuk mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan maslah tersebut.
|
Fase 3
Membimbing
penyelidikan individual maupun kelompok
|
Guru
mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan
eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah
|
Fase 4 Mengembangakan dan menyajikan
hasil karya
|
Guru
membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti
laporan, video dan model serta membantu mereka untuk berbagi tugas dengan
temannya
|
Fase 5
Menganalisis
dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
|
Guru
membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan
mereka dan proses-proses yang mereka gunakan
|
Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Menurut Sudjana (1996: 93) kelebihan model pembelajaran Problem Based Learning adalah sebagai berikut :- Siswa memperoleh pengalaman praktis.
- Kegiatan belajar lebih menarik sehingga tidak membosankan.
- Bahan pengajaran lebih dihayati dan dipahami oleh siswa.
- Siswa dapat belajar dari berbagai sumber.
- Interaksi social antar peserta lebih berkembang.
- Siswa belajar melakukan analisis dan sintesis secara simultan dan membiasakan siswa berfikir logis dan sistematis dalam pemecahan masalah.
- Menuntut sumber-sumber dan saran belajar yang cukup.
- Kegiatan belajar siswa bias membawa resiko yang merugikan jika tidak dikendalikan oleh guru.
- Siswa cenderung untuk menerima jawaban atau dugaan sementara apabila masalah tidak berbobot.
Show Parser Hide Parser